Hanya Soal Memilih Kata

Bacaan: Amsal 15:1-7

Jawaban yang lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah- Ams 15:1


Kalau bisa menggunakan kata-kata yang lembut, mengapa harus memilih kata-kata yang kasar? Kalau dengan volume kecil suara kita bisa terdengar, mengapa harus berteriak keras memekakan telinga? Kalau ada kata-kata positif, mengapa memilih kata-kata negatif? Justru karena hal-hal inilah seringkali terjadi keributan yang berujung pada amarah, kebencian, bahkan permusuhan! Sebab itu baiklah kita bijak dalam memilih kata-kata yang tepat supaya maksud kita bisa dimengerti dengan jelas tanpa harus melukai atau menimbulkan permusuhan.

 
Ketika jalan-jalan di beberapa supermarket, saya mendapati tulisan yang maksudnya sama, namun cara penyampaiannya berbeda. Di supermarket yang satu menulis, “Jangan buang sampah sembarangan! Buanglah di tempat yang sudah disediakan!” sementara supermarket yang satu lagi menulis seperti ini, “Terima kasih, Anda sudah membuang sampah di tempat yang sudah disediakan.” Bukankah kedua tulisan ini punya maksud yang sama? Tapi mengapa tulisan yang pertama membuat kita acuh, sementara tulisan kedua membuat kita respek? Ini hanya karena pilihan kata-kata yang bijak!
 
Kita akan respek ketika seseorang menasihati kita dengan kata yang lembut dan tepat. Sebaliknya kita merasa sakit hati dan merasa dilecehkan ketika seseorang menyebut kita bodoh, tolol, o’on, otak udang, atau kata-kata kasar lainnya, apalagi kalau kata-kata itu sudah berbau rasial dan diskriminatif. Bukankah kadang-kadang suami atau isteri menjadi terluka karena perkataan-perkataan yang kasar? Atau anak menjadi minder dan merasa tertolak ketika orang tuanya meneriakkan kata-kata tak pantas kepadanya? Atau seorang bawahan merasa tak dihargai ketika atasannya mengucapkan kata-kata yang melecehkan?
 
Yang kita pelajari pada hari ini sangat sederhana, hanya soal memilih kata yang tepat. Namun jika kita mau mempraktekkan hal ini, kita siap melihat kejutan-kejutan yang luar biasa. Karyawan atau bawahan kita akan respek terhadap kita. Keluarga kita akan merasa aman bersama kita. Orang lain yang kebetulan berinteraksi dengan kita akan menjadi segan dan hormat. Lebih dari itu, kekristenan kita menjadi berkat, bukannya menjadi batu sandungan bagi yang lain. Bukan karena apa-apa, hanya soal bagaimana kita memilih kata-kata yang tepat.
 
Pilihlah kata-kata lembut dan positif yang akan Anda ucapkan.

(Kwik)

» Renungan ini diambil dari Renungan Harian Spirit
Comments
0 Comments