Padang gurun dan padang
kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan
berbunga; seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan
bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai. Kemuliaan Libanon
akan diberikan kepadanya, semarak Karmel dan Saron; mereka itu akan
melihat kemuliaan TUHAN, semarak Allah kita. (Yesaya 35:1-2)
Ada waktunya dimana padang gurun dan
padang kering akan bergirang, Tuhan akan memberikan kepadanya kemuliaan
Libanon. Ini berbicara bahwa Tuhan akan membangkitkan mereka-mereka yang
selama ini kering menjadi bergairah kembali kepada Tuhan. Ketika
gelombang kesembuhan Tuhan kirimkan maka mereka yang letih lesu dan
berbeban berat akan dibangkitkan dan disegarkan kembali.
Kalau kita lihat bahwa Tuhan akan
memberikan kemuliaan Libanon kepada umatNya. Mengapa kemuliaan Libanon?
Ada apa dengan Libanon? Ternyata di sana terkenal dengan pegunungan yang
dipenuhi dengan pohon-pohon aras. Pohon aras memiliki ciri sebagai kayu
yang wangi. Tertanam dengan kuat diatas bukit-bukit pegunungan yang
tinggi. Ketika kayu ini dibakar sebagai bagian dari korban dihadapan
Tuhan, kayu ini akan mengeluarkan bau yang sangat wangi.
Pohon aras jugalah yang ternyata dipilih oleh Tuhan sendiri sebagai kayu pelapis dinding di ruangan maha kudus.
Kemudian disekatnyalah dua
puluh hasta bagian belakang rumah itu dengan papan kayu aras, dari
lantai sampai ke balok-balok; lalu dibuatnyalah ruang itu menjadi ruang
belakang, menjadi tempat maha kudus. (1 Raja-raja 6:16)
Kayu aras dipakai ditempat yang mulia
dan kudus. Tidak pernah ditaruh di tempat yang kotor dan najis. Bahkan
dalam prosesnya tidak boleh sembarangan. Harus ditangani oleh
orang-orang yang memiliki keahlian bangunan.
Oleh sebab itu,
perintahkanlah orang menebang bagiku pohon-pohon aras dari gunung
Libanon, dan biarlah hamba-hambaku membantu hamba-hambamu, dan upah
hamba-hambamu akan kubayar kepadamu seberapa juga kauminta, sebab engkau
tahu, bahwa di antara kami tidak ada seorangpun yang pandai menebang
pohon sama seperti orang Sidon.” (1 Raja-raja 5:6)
Sama seperti kayu aras yang dipakai atas
dasar ketetapan dan keputusan Tuhan sendiri, demikian halnya hidup
kita. Tuhan sendirilah yang menetapkan hidup kita untuk dipakai oleh Dia
untuk kemuliaanNya.
Bila kita lihat dalam kitab Kidung
Agung, ternyata mempelai wanita yang dicintai oleh raja harus berasal
dari pegunungan Libanon tempat yang tinggi dimana pohon-pohon aras
berasal.
Engkau cantik sekali,
manisku, tak ada cacat cela padamu. Turunlah kepadaku dari gunung
Libanon, pengantinku, datanglah kepadaku dari gunung Libanon, turunlah
dari puncak Amana, dari puncak Senir dan Hermon, dari liang-liang singa,
dari pegunungan tempat macan tutul! (Kidung Agung 4:7-8)
Pegunungan Libanon berbicara tentang
tempat tinggi, tempat kudus Tuhan. Umat Tuhan harus berasal dan tertanam
dengan kuat di tempat kudusnya Tuhan, berakar, bertumbuh, dan semakin
lama semakin kuat, sehingga tahan menghadapi angin besar yang sering
berhembus.
Bukan masalah jabatan dan kedudukan
dalam gereja atau pelayanan, tapi masalah kesediaan kita untuk terus
tinggal dalam hadirat Tuhan. Teruslah tinggal dalam hadirat Tuhan melalui doa, pujian dan penyembahan yang terus kita naikan di hadapan Tuhan.
Belajarlah dari Samuel, yang masih muda
tapi senang dekat-dekat dengan hadirat Tuhan. Samuel berbicara generasi
yang belum muncul, belum terkenal, tapi ternyata lebih peka mendengar
suara Tuhan dibandingkan dengan imam besar Eli, yang sekalipun punya
jabatan dan kedudukan yang strategis, tetapi malah suam dan dingin
kepada Tuhan yang menyebabkan pewahyuan tidak banyak, penglihatan tidak
sering. Kalau ingin berdampak, maka segala pelayanan dan pekerjaan kita
haruslah berasal dari hadirat Tuhan.
Apakah cukup? Ternyata belum cukup!
Pohon aras kalau mau ditaruh di tempat
yang mulia, maka proses akan segera berlangsung. Mulai dari awal
prosesnya pohon aras ini ditangani oleh ahli-ahli bangunan.
Demikian juga dalam hidup kita ternyata
kita ditangani oleh Tuhan sendiri secara langsung yang adalah Ahli
Bangunan yang terbaik. Tuhan bukan hanya ahli bangunan, tapi Dia juga
adalah Seniman yang punya rasa dan seleranya sendiri.
Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. (Ibrani 3:4)
Tuhanlah yang paling tahu kita harus
dibuat dan dibentuk seperti apa. Ketika diproses memang menyakitkan,
tapi Dialah Ahlinya yang akan menjadikan kita sebagai bejana kemuliaan.
Seorang ahli tidak akan memotong terlalu banyak dan juga tidak terlalu
sedikit, tapi pas!
Makanya Tuhan proses kita tidak akan
melebihi kekuatan kita, dan ada waktunya dimana kita akan diberikan
kebebasan, kemerdekaan dari kesesakan dan bahkan Tuhan promosikan kita
di tempat yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Sampai kapan proses berlangsung? Sampai
selesai! Tuhan tidak akan pernah tidak menyelesaikan karyaNya.
Masing-masing ada kadar ujian dan waktunya sendiri-sendiri.
Untuk seorang Musa, Tuhan membentuk
dirinya melalui retreat panjang selama 40 tahun di padang gurun
ditengah-tengah bangsa yang keras kepala dan tegar tengkuk! Tapi
hasilnya luarbiasa, dimana Tuhan menaruh predikat kepada Musa sebagai
seorang yang paling lembut diantara semua manusia di muka bumi ini.
Hasil dari orang yang turun dari pegunungan Libanon sangat mengesankan dan membuat hati Tuhan berdebar-debar.
Engkau mendebarkan hatiku,
dinda, pengantinku, engkau mendebarkan hati dengan satu kejapan mata,
dengan seuntai kalung dari perhiasan lehermu. (Kidung Agung 4:9)
Ijinkan Tuhan menyelesaikan karyaNya
dalam hidup kita, maka kita akan muncul sebagai pribadi yang membuat
hati Tuhan berdebar-debar melihat kita.